Minggu, 29 Januari 2017

PC dan Data Center Jadi Tumpuan Bisnis Intel

Dalam laporan keuangannya untuk kuartal IV 2016, Intel mencatatkan kenaikan pendapatan sebesar 9,8 persen dibanding kuartal sebelumnya, dan itu berasal dari bisnis PC dan data center.

Menurut CEO Intel Brian Krzanich, penjualan dari unit client computing, yang termasuk prosesor untuk desktop dan laptop mengalami kenaikan, termasuk peningkatan harga jual rata-rata sebesar 7% dibanding tahun sebelumnya.

Hal itu terjadi karena semakin banyak konsumennya yang menggunakan PC gaming dan juga PC high end. CFO Intel Bob Swan juga menyebut pasokan komponen PC secara global pada kuartal tersebut juga tergolong sehat.

Tak cuma PC, bisnis data center Intel juga mengalami pertumbuhan yang cukup bagus. Pemasukan dari layanan cloudnya meningkat 24%, dan dari layanan komunikasi meningkat 19%.

Begitu pula dengan pemasukan dari bisnis Internet of Things (IoT). Hal ini membuat Krzanich optimis kalau pertumbuhan data akan terus meningkat, dan hal itu membuat kebutuhan prosesor buatan Intel terus meningkat. Sebagai ilustrasi, ia menyebut mobil terkoneksi setiap harinya menghasilkan data sebesar 4.000 GB.

"Q4 adalah penutupan yang baik untuk tahun ini," ujar Krzanich dalam sebuah konferensi dengan para analis setelah pengumuman laporan keuangan Intel untuk kuartal IV 2016, demikian dikutip detikINET dari Venture Beat, Minggu (29/1/2017).

Soal kompetisi, Intel belum bisa menunjukkan tajinya di bisnis mobile, setelah mereka menyetop peredaran prosesor mobilenya. Namun mereka tetap kompetitif dalam hal chip wireless 4G dan WiFi, dan sudah siap-siap menjadi salah satu pemain di teknologi 5G. (asj/fyk) 

Sumber http://inet.detik.com/business/3408313/pc-dan-data-center-jadi-tumpuan-bisnis-intel

Catat, Ragam Kiat Mengenalkan Gadget Pada Anak

Saat anak mulai mengenal gadget, ada beberapa aturan yang perlu diterapkan orang tua agar si anak tak 'kebablasan'. Apa saja?

Seperti disampaikan oleh psikolog Annelia Sari Sani, MPsi, saat ini, tren penggunaan gadget atau smartphone di kalangan anak-anak sudah menjadi hal yang wajar. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk melek terhadap perkembangan teknologi agar orang tua dapat mengontrol penggunaan gadget pada anak, sehingga anak pun lebih merasakan manfaat positif, dibandingkan dampak negatifnya.

"Agar penggunaan gadget dapat berfungsi optimal bagi tumbuh kembang anak, orang tua diharapkan dapat membuat aturan bagi anak, misalnya dengan membatasi maksimal jam penggunaan smartphone," tutur Annelia dalam konferensi pers HiLo Drawing Competition 2017 di Veranda Hotel, Jakarta Selatan, Kamis (26/1/2017).

Selain itu, Annelia juga mengingatkan bahwa orang tua wajib mendampingi anak saat mengeksplorasi gadget, serta membantu menciptakan pemikiran bahwa manusialah penguasa alat eletronik dan bukan sebaliknya, sehingga anak dapat belajar menggunakannya secara bijaksana.

Agar anak bisa lebih terbiasa dengan aturan dan belajar disiplin, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan orang tua. Salah satunya, orang tua perlu menguasai gadget itu sendiri. Termasuk jika hendak mengenalkan aplikasi atau game pada anak, maka orang tua perlu memainkan game tersebut terlebih dahulu untuk memastikan kemananannya.

Ingatkan juga pada anak tentang pentingnya menjaga informasi pribadi untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Waspadai juga jika anak tidak sengaja berhadapan dengan konten yang tidak sesuai dengan usianya.

"Ajarkan etika berhubungan dengan orang lain di media sosial, kadang kan anak tanpa diketahui bisa saja ternyata sedang berhubungan dengan orang yang lebih tua tapi seperti bicara dengan teman sebayanya," imbuh Annelia.

Yang tak kalah penting adalah memberikan contoh yang baik. Jika orang tua membatasi penggunaan gadget pada anak tapi justru mencontohkan sebaliknya, anak justru bisa jadi mengabaikan aturan tersebut. "Akali dengan memperbanyak waktu makan bersama, meski terkesan remeh tapi aktivitas ini bisa menguatkan bonding. Ini waktu yang baik untuk mengajarkan anak tentang kedisiplinan," pesan Annelia. (ajg/fyk)

Sumber : http://inet.detik.com/cyberlife/d-3408264/catat-ragam-kiat-mengenalkan-gadget-pada-anak

Senin, 23 Januari 2017

Belajar Jadi Mentor Yuk...

Setiap manusia sebenarnya memiliki jiwa kepemimpinan. Tapi ada yang menonjolkannya dan ada yang menyimpannya sendiri sehingga orang lain tak akan pernah tahu jiwa kepemimpinannya seperti apa. Sebenarnya Alloh pun menciptakan manusia minimal untuk memimpin dirinya sendiri dan lebih bagus lagi bisa memimpin orang lain. Memimpin dan membina harus dilakukan atau di pelajari sejak kita muda. Karena saat kita muda, semangat melakukan perubahan sangat lah besar serta kesempatannya pun masih sangat luas. Rosululloh SAW. pun banyak mengirimkan panglima perang dari kaum muda, karena kaum muda memiliki strategi perang yang tidak terduga-duga. Bahkan Proklamator Indonesia sendiri yakni Bapak Ir. Soekarno Mengatakan " Berikan aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia". Begitu luar Biasa nya pengaruh pemuda untuk dapat memimpin dan melakukan perubahan.

Meskipun hingga saat ini perjuangan para pemuda dalam berbagai bidang tetap berjalan  tetapi masih ada saja tingkah laku mereka yang membuat negeri ini terpuruk. Di satu sisi, pemuda yang peduli akan perubahan untuk negeri ini  melakukan hal-hal yang positif tetapi disisi lain banyak pula pemuda yang melakukan hal-hal negatif. Hal inilah yang sedikit menghambat para pemuda untuk membina generasi selanjutnya. Karena banyaknya faktor yang mempengaruhi hal ini.

Mari Kita membahas dalam konteks membina anak-anak sekolah jenjang SMA se-derajat. Jika kita melihat semakin berkembangnya gadget saat ini, kita berfikir bahwa untuk membina anak-anak sekolah pasti akan mudah, karena sudah banyak orang-orang yang membagikan ilmu nya lewat tulisan dan di share melalui blog-blog atau artikel atau bahkan berupa buku. Sejatinya, kemudahan alat telekomunikasi juga dapat membangun komunikasi untuk memudahkan membina. Tetapi sdi lapangan terlihat sangatlah berbeda. Entah itu karena berbeda lingkungan sekolah ataupun pengaruh keadaan keluarga mereka masing-masing sehingga membuatnya mengekspresikannya di sekolah.

Memang faktor-faktor dari dalam adalah hal yang harus kita ketahui sebelum membina seorang remaja. kita tidak bisa mendidik atau membina seseorang tanpa tahu latar belakangnya seperti apa. Pembinaan merupakan cara efektif untuk membuat remaja menjadi seseorang yang lebih terarah. Banyak sekali saya lihat berita, atau bahkan di jalanan yang saya lewati remaja-remaja mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang salah.

Saya tahu ada hal yang terjadi pada mereka, sehingga mereka sampai berbuat atau melakukan hal yang tidak seharusnya mereka lakukan. Miris tentang pergaulan anak-anak SMA saat ini membuat saya tergugah untuk terjun ke dunia anak SMA lagi, meskipun saya juga baru lulus kira-kira 3 tahun lalu dari SMA. Tetapi rasanya zaman saya dengan mereka sangatlah jauh berbeda. saya pernah membaca sedikit kutipan dalam sebuah buku " didik lah anak sesuai zamannya ".
So, itu merupakan sedikit sentilan  yang cukup memuat saya berpikir keras, karena saya sedang dalam tahap membina 2 generasi yang berbeda yakni SMA dan SD.

Pertama kalinya saya membina lebih tepatnya mengajar adalah anak SD. saya mengajar mengaji anak-anak SD ketika saya sudah lulus SMA, saya belum pernah mengajar anak-anak sebelumnya tak ada bekal cara mengajar yang saya miliki tapi dengan bermodalkan ingatan cara mendidik pembina saya dahulu. Awalnya saya tidak tahu harus apa, bingung hendak bicara apa, bagaimana sikap saya seharusnya, Tetapi saya hanya melihat bagaimana rekan pengajar yang lain memulai pembelajaran, begitu setiap hari hingga saya bisa berbicara apa yang harus disampaikan dan bagaimana bersikap yang tepat.

Membina adalah perkara yang sulit bagi saya, karena itu adalah hal yang tak pernah terpikirkan sama sekali sebelumnya. Hal tersebut sangat sulit karena saya adalah tipikal orang yang pendiam saat masa-masa sekolah dulu, saya kurang suka bergaul dengan banyak orang dan hanya menghabiskan banyak waktu dalam rumah. Jadi ilmu untuk membina orang lain sama sekali tak saya miliki, Tetapi, saya memang suka jika menjadi pemimpin, meskipun agak pendiam, saya selalu mengajukan diri untuk menjadi pengurus kelas. Entah itu sekretaris atau pun ketua kelas saya pernah menjabat nya di masa saya masih di sekolah dasar dan menengah. Dan ketika menginjak bangku kuliah, saya merasakan bahwa membina generasi selanjutnya perlu saya coba, karena melihat perjuangan para pembina-pembina yang pernah hadir di kehidupan saya membuat saya ingin merasakan apa yang mereka rasakan. Ataukah senang, sedih, bangga, kecewa atau kah puas dengan kontribusi mereka terhadap generasi selanjutnya ?.

Memang tak mudah tetapi selama kita mau belajar dan banyak membaca semua akan baik-baik saja. Membina itu yang di perlukan hanya sebuah tekad kuat dan mau belajar. Dengan belajar apapun dapat kita lewati, Membina itu menyenagkan seperti naik roller coaster atau seperti rasa nano-nano dan menyebabkan kita untuk terus berfikir untuk bagaimana strategi pembinaan yang tepat.
Belajar Membina sama dengan membina diri kita sendiri. Perbedaan Lingkungan dan pengetahuan akan menghasilkan nilai yang berbeda, jalani prosenya karena Alloh melihat setiap proses yang kita jalani. Hasil yang baik berangkat dari proses yang baik In Syaa Alloh.

Salam Semangat membina. :D