Nama :
Maeiga Haryati
Nurul Azizah
Kelas : XII IPA 3
KEMENTRIAN AGAMA
MADRASAH ALIYAH NEGERI CIBINONG
Jln. Kayumanis no.30 Cirimekar Cibinong – Bogor, Telp.( 021)8756186
Tahun Pelajaran 2013-2014
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia dan rahmat Nya sehingga penulisan laporan ini bisa selesai dengan lancar. Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata pelajaran biologi Tahun ajaran 2013/2014 yang berjudul “Pengaruh Pemberian Campuran Sekam Padi Terhadap Pertumbuhan Cabai”. Selain itu, Penulisan Laporan praktikum Biologi ini dimaksudkan sebagai penambah wawasan pembaca. Penulis menyadari begitu banyak pihak yang membantu, memberi semangat, dan dorongan sehingga laporan ini dapat terselesaikan.
Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada : Guru Pembimbing, Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu. Semoga Allah SWT membalas kebaikan mereka, dan memberikan pahala. Harapan penulis semoga laporan ini dapat berguna bagi semua pihak, baik masa kini maupun masa yang akan datang. Kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca sangat diharapkan.
Cibinong, September 2013
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………………………………………… 2
Daftar Isi……………………………………………………………………………………………………….. 3
BAB I
PENDAHULUAN…………………………………………………………………………………………….. 4
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Hipotesis
E. Manfaat penelitian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………………………………………………... 6 A. Landasan teori
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN………………………………………………………………………….. 10
A. Alat dan bahan
B. Hasil penelitian
C. Lampiran
BAB IV
PENUTUP…………………………………………………………………..………………………………… 15
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………………. 16
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Meningkatnya harga kebutuhan cabe dikalangan masyarakat tidak lepas dari menurunnya produksi cabe itu sendiri. Hal ini dapat dikarenakan mengenai cara pengolahan tanaman cabe yang semakin menipisnya lahan pertanian. Namun, sering kali kita melihat abu ataupun sekam padi terbuang sia-sia. Dengan menggunakan media tanam abu sisa pembakaran tanaman padi yang sudah dipanen maupun sekam padi dapat mengatasi permasalahan lahan pertanian yang semakin berkurang. Akan tetapi perlu dilakukannya penelitian pengaruh serta kandungan yang terdapat pada abu dan sekam padi tersebut untuk lebih mengetahui pengaruhnya terhadap tanaman cabe.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan cabe?
2. Apakah perbedaan kecepatan tumbuh biji cabe yang menggunakan media tanam dengan kompos?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengaruh media tanam terhadap pertumbuhan cabe.
2. Mengetahui perbedaan kecepatan tumbuh biji cabe yang menggunakan media tanam dengan kompos.
D. Hipotesis
1. Tanah merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi pertumbuhan cabai. Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang humus, gembur, dan tidak tergenang air.
2. Tanaman cabai rawit akan lebih subur menggunakan media sekam, karena sekam masih mengandung vitamin B yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Dalam sekam, akar tumbuhan dapat tumbuh lebih baik.
D. Manfaat
- Bagi Petani : Dapat memanfaatkan media tanam lain untuk menggantikan tanah
- Bagi Peneliti : Dapat mengetahui unsur-unsur dalam abu dan sekam terhadap pertumbuhan cabe
- Bagi Siswa : Sebagai bahan belajar tentang pengaruh pertumbuhan terhadap media tanam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Pertumbuhan pada suatu makhluk hidup atau organisme dapat di artikan sebagai proses perubahan biologis yang terjadi di dalam organisme yang merupakan pertambahan ukuran (volume, massa, tinggi) yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke keadaan semula). Pertumbuhan dapat di ukur dan di nyatakan dengan konsep kuantitatif yang berkaitan dengan pertambahan massa suatu organisme. Perkembangan dapat di artikan sebagai proses yang menyertai pertumbuhan. Atau terspesialisasinya sel – sel menjadi struktur dan fungsi tertentu menuju kedewasaan. Dalam proses tersebut terjadi diferensiasi sel (perubahan struktur dan fungsi sel), histogenesis (pembentukan jaringan), Organogenesis (pembentukan organ), dan gametogenesis (pembentukan sel – sel kelamin).
Perkembangan merupakan suatu konsep kualitatif (tidak dapat di hitung).
Secara umum pertumbuhan dan pekembangan pada tumbuhan diawali untuk stadium zigot yang merupakan hasil pembuahan sel kelamin betina dengan jantan. Pembelahan zigot menghasilkan jaringan meristem yang akan terus membelah dan mengalami diferensiasi. Diferensiasi adalah perubahan yang terjadi dari keadaan sejumlah sel, membentuk organ-organ yang mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.Terdapat 2 macam pertumbuhan, yaitu:
1. Pertumbuhan Primer
Terjadi sebagai hasil pembelahan sel-sel jaringan meristem primer. Berlangsung pada embrio, bagian ujung-ujung dari tumbuhan seperti akar dan batang. Adanya jaringan meristem primer pada ujung akar dan batang ini memungkinkan tumbuhan tumbuh lebih tinggi atau lebih panjang.
2. Pertumbuhan Sekunder
Merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil, gymnospermae dan menyebabkan membesarnya ukuran (diameter) tumubuhan.
Pertumbuhan dan perkembangan itu sendiri di pengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor dalam dan faktor luar.
Faktor dalam:
Gen: Terkandung faktor-faktor sifat keturunan yang dapat diturunkan pada keturunannya, berfungsi mengantur reaksi kimia di dalam sel (misal sintesa protein).
Hormon : Auksin, sitokinin, giberlin, asam traumalin, Kalin
Faktor luar :
Makanan : Makanan adalah sumber energi dan sumber materi
untuk menyintesis berbagai komponen sel.
Air : Air berfungsi untuk fotosintesis, mengaktifkan reaksi enzimatik,
menjaga kelembaban, dan membantu perkecambahan biji.
Suhu : Tumbuhan membutuhkan suhu tertentu untuk tumbuh dab berkembang
Cahaya: Tumbuhan membutuhkan cahaya. Banyak cahaya yang
dibutuhkan berbeda di setiap tumbuhan.
Kelembaban : Tanah dan udara yang lembab berpengaruh baik terhadap
pertumbuhan.
A. Sekam Padi Sebagai Sumber Energi Alternatif
Limbah sering diartikan sebagai bahan buangan/bahan sisa dari proses pengolahan hasil pertanian. Proses penghancuran limbah secara alami berlangsung lambat, sehingga limbah tidak saja mengganggu lingkungan sekitarnya tetapi juga mengganggu kesehatan manusia. Pada setiap penggilingan padi akan selalu kita lihat tumpukan bahkan gunungan sekam yang semakin lama semakin tinggi. Saat ini pemanfaatan sekam padi tersebut masih sangat sedikit, sehingga sekam tetap menjadi bahan limbah yang mengganggu lingkungan.
Sekam padi merupakan lapisan keras yang meliputi kariopsis yang terdiri dari dua belahan yang disebut lemma dan palea yang saling bertautan. Pada proses penggilingan beras sekam akan terpisah dari butir beras dan menjadi bahan sisa atau limbah penggilingan. Sekam dikategorikan sebagai biomassa yang dapat digunakan untuk berbagai kebutuhan seperti bahan baku industri, pakan ternak dan energi atau bahan bakar.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30% dari bobot gabah. Penggunaan energi sekam bertujuan untuk menekan biaya pengeluaran untuk bahan bakar bagi rumah tangga petani. Penggunaan Bahan Bakar Minyak yang harganya terus meningkat akan berpengaruh terhadap biaya rumah tangga yang harus dikeluarkan setiap harinya.
Dari proses penggilingan padi biasanya diperoleh sekam sekitar 20-30%, dedak antara 8- 12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan problem lingkungan.
Ditinjau data komposisi kimiawi, sekam mengandung beberapa unsur kimia penting seperti dapat dilihat di bawah.
Komposisi kimia sekam padi menurut Suharno (1979) :
• Kadar air : 9,02%
• Protein kasar : 3,03%
• Lemak : 1,18%
• Serat kasar : 35,68%
• Abu : 17,17%
• Karbohidrat dasar : 33,71
Komposisi kimia sekam padi menurut DTC – IPB :
• Karbon (zat arang) : 1,33%
• Hidrogen : 1,54%
• Oksigen : 33,64%
• Silika : 16,98%
Dengan komposisi kandungan kimia seperti di atas, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antaranya:
• sebagai bahan baku pada industri kimia, terutama kandungan zat kimia furfural yang dapat digunakan sebagai bahan baku dalam berbagai industri kimia,
• sebagai bahan baku pada industri bahan bangunan, terutama kandungan silika (SiO2) yang dapat digunakan untuk campuran pada pembuatan semen portland, bahan isolasi, husk-board dan campuran pada industri bata merah, (c) sebagai sumber energi panas pada berbagai keperluan manusia, kadar selulosa yang cukup tinggi dapat memberikan pembakaran yang merata dan stabil.
Sekam memiliki kerapatan jenis (bulk densil)1 125 kg/m3, dengan nilai kalori 1 kg sekam sebesar 3300 k. kalori. Menurut Houston (1972) sekam memiliki bulk density 0,100 g/ ml, nilai kalori antara 3300 -3600 k. kalori/kg sekam dengan konduktivitas panas 0,271 BTU.
Untuk lebih memudahkan diversifikasi penggunaan sekam, maka sekam perlu dipadatkan menjadi bentuk yang lebih sederhana, praktis dan tidak voluminous. Bentuk tersebut adalah arang sekam maupun briket arang sekam. Arang sekam dapat dengan mudah untuk dimanfaatkan sebagai bahan bakar yang tidak berasap dengan nilai kalori yang cukup tinggi. Briket arang sekam mempunyai manfaat yang lebih luas lagi yaitu di samping sebagai bahan bakar ramah lingkungan, sebagai media tumbuh tanaman hortikultura khususnya tanaman bunga.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. ALAT DAN BAHAN
a. polybag 1 : diberikan sekam padi + kompos
b. polybag 2 : diberikan kompos
pengamantan terhadap perkecambahan, dilakukan selama 1 bulan dan diamati setiap hari.
Alat :
1. 2 buah polybag
2. Mistar
3. Alat tulis
Bahan :
1. Pupuk kompos
2. Sekam Padi
3. Air
4. 10 biji cabai
Cara kerja :
I. Rendamlah semua biji cabe didalam wadah yang berisi air dingin hingga biji mengalami inbibisi dan siap dipindahkan ke media tanam (tanah)
II. Campurkan sekam padi dengan kompos
III. Masukkan kompos pada polybag 1 (sebagai kontrol ) dan campuran sekam padi dengan kompos pada polybag 2 (yang diamati)
IV. Tanamlah 5 biji Cabe pada masing-masing polybag
V. Siram masing-masing polybag dengan air secukupnya
VI. Amati dengan cermat perubahan yang terjadi lalu tulis hasil pengamatan dalam bentuk tabel
VII. Dokumentasikan langkah-langkah yang anda lakukan mulai perendaman hingga pengukuran
B. Hasil Penelitian
Setelah melakukan sebuah percobaan, hasil dari pengamatan tinggi batang, jumlah daun serta warna daun pada tanaman cabe kita masuk kedalam sebuah tabel hasil pengamatan. Dan berikut hasil dari pengamatan tersebut :
Tabel Tanaman Kontrol
Minggu Tinggi (cm) Warna daun Jumlah daun Keterangan
1 2,1 Hijau Muda 2 Awal tanam masih kecambah, lalu dihari ke 7 batang sudah mulai kokoh daunnya sudah hijau
2 3,6 Hijau 3 Batang dan daun sudah kokoh dan bagus
3 3,9 Hijau 3 Batang bertambah tinggi dan bagus
4 4,1 Hijau 3 dihari ke 27, tanamannya mati karena layu.
Tabel Tanaman yang diteliti
Minggu Tinggi (cm) Warna Daun Jumlah Daun Keterangan
1 2,2 Hijaun Muda 2 Awal masih perkecambahan lalu di hari ke 7 sudah mulai tumbuh daun dan batang yang kokoh
2 3,8 Hijau 3 Daun bertambah menjadi 3 helai dan batang semakin kokoh
3 4 Hijau 3 Batang tinggi dan bagus
4 4,5 Hijau 4 di hari 28 sampai hari ke 30 batang dan daun semakin kokoh dan bagus
Pembahasan
Kompos
Peran bahan organik terhadap sifat fisik tanah di antaranya merangsang granulasi, memperbaiki aerasi tanah, dan meningkatkan kemampuan menahan air. Peran bahan organik terhadap sifat biologis tanah adalah meningkatkan aktivitas mikroorganisme yang berperan pada fiksasi nitrogen dan transfer hara tertentu seperti N, P, dan S. Peran bahan organik terhadap sifat kimia tanah adalah meningkatkan kapasitas tukar kation sehingga memengaruhi serapan hara oleh tanaman (Gaur, 1980).
Beberapa studi telah dilakukan terkait manfaat kompos bagi tanah dan pertumbuhan tanaman. Penelitian Abdurohim, 2008, menunjukkan bahwa kompos memberikan peningkatan kadar Kaliumpada tanah lebih tinggi dari pada kalium yang disediakan pupuk NPK, namun kadar fosfor tidak menunjukkan perbedaan yang nyata dengan NPK. Hal ini menyebabkan pertumbuhan tanaman yang ditelitinya ketika itu, caisin (Brassica oleracea), menjadi lebih baik dibandingkan dengan NPK
Sekam
Berdasarkan pendapat dari Suharno (1979) komposisi kimia sekam padi adalah Kadar air : 9,02%, Protein kasar : 3,03%, Lemak : 1,18%, Serat kasar : 35,68%, Abu : 17,17%, Karbohidrat dasar : 33,71. Dengan komposisi kandungan kimia seperti di atas, sekam dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan di antara sebagai media tanam. Dan itu terbukti apa yang telah kami lakukan dilapangan. Tanaman cabe dengan media tanam sekam dapat tumbuh dengan subur dengan penyiraman yang kami lakukan.
C.LAMPIRAN
BAB VI Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian diatas maka dapat ditarik kesimpulan, media tanam yang paling bagus digunakan untuk menjadi solusi semakin krisisnya lahan pertanian adalah menggunakan media tanam sekam. Karena sekam padi memiliki unsur– unsur kandungan yang sangat bagus untuk media tanam salah satunya tanaman cabe. Hal ini dibuktikan dengan perbandingan tinggi batang antara sekam padi, dan kompos.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat kami berikan, antara lain :
1. Untuk menanam bibit cabe, salah satu hal yang harus diperhatikan
adalah media tanam. Media tanam yang paling baik untuk pertumbuhan bibit cabe adalah sekam, Jadi jika ingin membudidayakan tanaman cabe pergunakanlah sekam sebagai media tanamnya.
2. Dalam melakukan percobaan, untuk mendafatkan hasil percobaan yang baik, ada perkecambahan bibit cabe terlebih dahulu di lakukan perendaman untuk memecah dormansi tenaman itu sendiri.jadi perendaman lebih di maksimalkan agar mendapatkan hasil pengamatan yang maksimal dan meminimalisir kesalahan dalam penelitian.
Daftar Pustaka
1. Wikipedia.co.id
2. Google.co.id